Hanya
cukup mereka memanggil nama ku dengan
keras sambil melambaikan tangan dari dalam angkot “yuk rani, yuk rani,
dadah, dadah” mereka sangat bersemangat, itu sangat membuatku bahagia. Dengan
wajah nya yang ceria dan senyum nya yang menyejukan membuat hariku ini lebih
bermakna. ya Sahabat-sahabat kecil ku.
Mereka
yang kini menjadi anak didik sekaligus adik untuk ku. Laskar pelangi yang
sebenar nya, yang ku temukan secara langsung. Bukan sebuah dongeng, bukan sebuah
rekayasa dan bukan sebuah drama untuk mencari simpati orang lain, tapi ini
benar adanya.
Saat
itu, ketika air mata ini jatuh membaca dan tenggelam dalam cerita laskar
pelangi aku tak percaya akan cerita itu, sangat miris, memilukan dan menyentuh
ku, ku fikir mana ada sekolah sampai sedemikian rupa buruk nya sehingga tidak
layak untuk di sebut sebagai lembaga pendidikan untuk anak bangsa, sebagai
penerus tombak negara ini.
Tapi
kini di zaman yang lebih modern ini aku benar2 menjumpai cerita yang menurutku
hampir sama dengan laskar pelangi. Apa lagi di zaman itu yang belum tersentuh
jaringan dan teknologi yang canggih, masa sekarang pun masih ada. Aku tak
mempercayai perkataan seseorang yang menggambarkan keadaan sekolah itu dengan seluruh
murid dari kelas 1 sampai kelas 6 hanya berjumlah 42 orang anak. Dan lokasi dekat dengan kuburan, tak
ada tanaman, tak ada masjid, bahkan kantor guru pun tidak layak.
Kubuktikan
dengan langsung menginjakkan kaki di tempat itu, belum sampai pada tempatnya,
mata ini telah dikejutkan pada pemandangan yang mengejutkan. Ya, beberapa
meter, sepanjang jalan itu adaalah kuburan, yang letak nya sangat tidak teratur
di antara pohon2 yang bisa dikatakan juga masih hutan. Setelah tiba, mata ini
pun makin miris melihat nya, suasana gersang, tak ada tanaman sedikit pun,
sekolah tak berpagar, bendera yang kucel, kantor dengan taplak meja yang sudah
sangat lama dan kotor, ruangan yang banyak menjadi gudang. Ooh benar ini tidak layak di sebut sebagai
sekolah, ini benar dan ini nyata.
Langkah
kaki yang pertama masuk dalam kelas, dan lagi-lagi aku terpana, mereka sangat
bervariasi, dari yang kecil sampai besar, dengan muka yang kucel dan rambut
yang sedikit berantakan. Namun tiba2 semua itu terpotong dan teralihkan oleh
suara dan semangat mereka menyambut kami, itu membuat ku terkejut, dengan mata
yang fokus, pandangan yang jelas, aku
terdiam lalu tersenyum.
Tuhan
mereka tak seburuk keadaan sekolah ini. Muka kucel dan rambut yang sedikit
berantakan itu tertutupi oleh senyum mereka yang menyejukan, dan semngat nya
yang tinggi, sehinga aura ketampanan dan kecantikan itu nampak jelas di mataku.
Aku tersenyum, tuhan terimkasih kau telah mempertemukan aku dengan malaikat2
kecil ini, ini bukan hanya sekedar formalitas untuk memenuhi tugas organisasi
saja, tapi lebih dari itu, mereka membutuhkan ku, mereka membutuhkan perhatian
dan bimbingan yang lebih, dari kami. kini tugas ini bukan hanya menjalankan
kewajiban, tapi seperti telah menjadi kebutuhan.
Sempat
aku bertanya pada tuhan, tuhan kenapa kau pertemukan ku dengan mereka ?? dan dengan berjalannya waktu aku kan tahu jawabnnya, yang ku yakini dan
ku tahu saaat ini tuhan telah memberikan peran untuk ku, tugas ku menjalani nya
dengan baik dan benar, masalah sekenario dan bagaimana akhir cerita nya itu,
sang sutradara lah yang tahu apa yang terbaik, sehingga drama ini layak untuk
menjadi panutan yang lainnnya.
Ya
hari ini 22 nov 2014, terakhir kami mengajar di semester ganjil dan pada tahun
2014. Kami kan bertemu senyum2 itu kembali saat telah pergatian tahun dan
pergantiaan semester. Mereka di ajak jalan ke UNSRI fakultas pertanian di
Jurusan Agribisnis. Sangat terlihat sekali kebahagian yang mereka rasakan,
hanya dengan mereka memanggil nama ku dari dalam angkot itu, membuatku sangat
bahagia dan tersenyum dengan indah. Adik adik ini harapan bangsa yang harus
mendapatkan perhataian lebih.
Terimkasih sahabat kecil ku, sampai jumpa di kemudian hari, doa kan kami kan bisa
mengubah keadaan kalian menjadi lebih baik, dan mampu membuat kalian semua
tersenyum dengan keadaan yang lebih indah dan layak ,
dan semoga kalian tetap menjadi mutiara 14 di ujung laya
Posting Komentar