Mutiara 14 di ujung laya



Hanya cukup mereka memanggil nama ku dengan  keras sambil melambaikan tangan dari dalam angkot “yuk rani, yuk rani, dadah, dadah” mereka sangat bersemangat, itu sangat membuatku bahagia. Dengan wajah nya yang ceria dan senyum nya yang menyejukan membuat hariku ini lebih bermakna. ya Sahabat-sahabat kecil ku.
Mereka yang kini menjadi anak didik sekaligus adik untuk ku. Laskar pelangi yang sebenar nya, yang ku temukan secara langsung. Bukan sebuah dongeng, bukan sebuah rekayasa dan bukan sebuah drama untuk mencari simpati orang lain, tapi ini benar adanya.
Saat itu, ketika air mata ini jatuh membaca dan tenggelam dalam cerita laskar pelangi aku tak percaya akan cerita itu, sangat miris, memilukan dan menyentuh ku, ku fikir mana ada sekolah sampai sedemikian rupa buruk nya sehingga tidak layak untuk di sebut sebagai lembaga pendidikan untuk anak bangsa, sebagai penerus tombak negara ini.
Tapi kini di zaman yang lebih modern ini aku benar2 menjumpai cerita yang menurutku hampir sama dengan laskar pelangi. Apa lagi di zaman itu yang belum tersentuh jaringan dan teknologi yang canggih, masa sekarang pun masih ada. Aku tak mempercayai perkataan seseorang yang menggambarkan keadaan sekolah itu dengan seluruh murid dari kelas 1 sampai kelas 6 hanya berjumlah 42 orang  anak. Dan lokasi dekat dengan kuburan, tak ada tanaman, tak ada masjid, bahkan kantor guru pun tidak layak.
Kubuktikan dengan langsung menginjakkan kaki di tempat itu, belum sampai pada tempatnya, mata ini telah dikejutkan pada pemandangan yang mengejutkan. Ya, beberapa meter, sepanjang jalan itu adaalah kuburan, yang letak nya sangat tidak teratur di antara pohon2 yang bisa dikatakan juga masih hutan. Setelah tiba, mata ini pun makin miris melihat nya, suasana gersang, tak ada tanaman sedikit pun, sekolah tak berpagar, bendera yang kucel, kantor dengan taplak meja yang sudah sangat lama dan kotor, ruangan yang banyak menjadi gudang.  Ooh benar ini tidak layak di sebut sebagai sekolah, ini benar dan ini nyata.
Langkah kaki yang pertama masuk dalam kelas, dan lagi-lagi aku terpana, mereka sangat bervariasi, dari yang kecil sampai besar, dengan muka yang kucel dan rambut yang sedikit berantakan. Namun tiba2 semua itu terpotong dan teralihkan oleh suara dan semangat mereka menyambut kami, itu membuat ku terkejut, dengan mata yang fokus, pandangan yang jelas,  aku terdiam lalu tersenyum.
Tuhan mereka tak seburuk keadaan sekolah ini. Muka kucel dan rambut yang sedikit berantakan itu tertutupi oleh senyum mereka yang menyejukan, dan semngat nya yang tinggi, sehinga aura ketampanan dan kecantikan itu nampak jelas di mataku. Aku tersenyum, tuhan terimkasih kau telah mempertemukan aku dengan malaikat2 kecil ini, ini bukan hanya sekedar formalitas untuk memenuhi tugas organisasi saja, tapi lebih dari itu, mereka membutuhkan ku, mereka membutuhkan perhatian dan bimbingan yang lebih, dari kami. kini tugas ini bukan hanya menjalankan kewajiban, tapi seperti telah menjadi kebutuhan.
Sempat aku bertanya pada tuhan, tuhan kenapa kau pertemukan ku dengan mereka ?? dan dengan berjalannya waktu aku kan tahu jawabnnya, yang ku yakini dan ku tahu saaat ini tuhan telah memberikan peran untuk ku, tugas ku menjalani nya dengan baik dan benar, masalah sekenario dan bagaimana akhir cerita nya itu, sang sutradara lah yang tahu apa yang terbaik, sehingga drama ini layak untuk menjadi panutan yang lainnnya.
Ya hari ini 22 nov 2014, terakhir kami mengajar di semester ganjil dan pada tahun 2014. Kami kan bertemu senyum2 itu kembali saat telah pergatian tahun dan pergantiaan semester. Mereka di ajak jalan ke UNSRI fakultas pertanian di Jurusan Agribisnis. Sangat terlihat sekali kebahagian yang mereka rasakan, hanya dengan mereka memanggil nama ku dari dalam angkot itu, membuatku sangat bahagia dan tersenyum dengan indah. Adik adik ini harapan bangsa yang harus mendapatkan perhataian lebih.
Terimkasih sahabat kecil ku, sampai jumpa di kemudian hari, doa kan kami kan bisa mengubah keadaan kalian menjadi lebih baik, dan mampu membuat kalian semua tersenyum dengan keadaan yang lebih indah dan layak , dan semoga kalian tetap menjadi mutiara 14  di ujung laya
0 Responses