Ara Asyadana

Aku tidak meminta untuk dipertemukan dengan mu, bahkan aku sama sekali tidak menyangka bahwa aku kan mengenal mu. Aku tau dirimu saat itu tapi aku tak mengenalmu. Awal ku melihat mu. Kau adalah lelaki yang sombong, angkuh, playboy dan Ganjen. Aku bahkan agak risih dengan sifat mu itu. Ini lah dunia, dan kita tidak tau apa yang akan terjadi 1 detik kedepan.Tapi malam itu, sedikit demi sedikit aku mengenalmu. Tak seburuk yang aku bayangkan, kau bukan seorang perokok, kau suka bercanda, kau pandai bermain musik layak nya lelaki pada umum nya dan kau tidak sesombong yang ku kira.

Malam itu aku melihat mata dia di mata mu, tanpa ku sadari tatapan mata mu begitu menggambarkan sosok dirinya. Fikiran negatif itu mulai sirna dari benak ku. Bukan hanya aku, tapi ada dia dan mereka. dia adalah teman ku. Cantik, Kaya, tinggi dan secara fisikly dia tidak kalah dari wanita-wanita lainnya. Aku belum melihat sorot mata mu tertuju padanya, aku juga tidak bisa menebak perasaan mu pada saat itu.
Pagi pun tiba, Dan di tempat yang indah itu aku mulai menangkap pandangan mu tertuju padanya, meskipun belum sepenuhnya ku tau.

Aku tertegun dan terdiam saat itu. tumpahan air terjun yang membuat semua telinga merasa nyaman saat merasakannya tak mampu menepis rasa itu. akhirnya aku turun dan mencoba pergi dari suara-suara mereka. Dan saat itu pula ku melihat ...
Berrrrsaaammmmbunggg ...