Bersyukur

Helaan nafas panjang bersamaaku saat itu. Tas ransel yang selalu ku bawa kemana pun aku pergi, dengan berbagai macam alat-alat yang ku anggap perlu sudah siap di dalam tas. Aku melangkah dengan pasti. Ku buka pintu itu ,, lagi-lagi pemadagan yang sama, namun kali ini di ruangan yang berbeda.
Aku terhenti sejenak .. Ya Rabb, terimkasih atas semua nikmat mu. Ku tarik kursi hijau di samping ayah ku yang terbaring. Aku diam !!
Mata ini terus menatap mereka. Dan ku berfikir bagaimana jika aku yang di posisi itu ? Dari kejuhan aku melihat seorang nenek tua renta yang di dampingi oleh sang suami. Sangat kagum jiwa ini melihat sosok itu, Jarang sekali di zaman seakarang menemukan sosok suami seperti itu yang samapai tua masih saja setia, dari penampilan fisik nya .. mereka berusia kisaran 60-70 tahun. Dan ternyata petugas di sini telah hapal dan mengerti tentang mereka. SI MBAH panggilan akrab nya.

Ya .. ku tau mereka yang bersahabat dengan alat itu mempunyai nasib yang sama, termasuk ayah. Hidup mereka bisa di bilang tak sebebas burung2 itu. Yang bia terbang kemana pun mereka mau. Kembali aku menatap alat-alat itu, sangat heran aku di buat nya .. Siapa orang yang menciptakan ini ?? kapan ia menciptakan ? di mana ? dengan siapa dan bagaimana ?? tentu dia adalah orang pilihan Allah, yangmemiliki kesungguhan yang luar bias. Namun siapa pun ia, Ia begitu berjasa, dengan alat itu .. mereka bisa sedikit menikmati hidup, dan belum ada batas mati ketika tuhan belum berkehendak.

Mata ini tak tertuju hanya pada satu pandangan, bola mata ini terus berjalan, hingga tiba lah pada sosok seorang wanita yang sangat muda, yang kala itu terbaring lemah pula, aku tak bisa melihat tampak wajah nya dengan jelas, namun yang hanya lah keletihan dan kesabaran. Lama mata ini terpaku pada nya. Aku tidak percaya !!!! mana mungkin dia sudah bergantung pad alat pencuci darah itu, Dia begitu sangat muda. Kenapa bisa ?? pernafasan yang harus di bantu dengan alat juga semakin menggambarkan keadaan nya yang sangat lemah. Lalu di Samping nya aku melihat sosok wanita, Ya itu pasti ibu nya fikir ku. Aku tahu ibu itu sangat sedih melihat anak wanita nya terbaring lemah.
Bagaimana persaan wanita itu ?? bagaimana dengan sekolah nya ?? bagaiman dengan cita-cita ny ?? bagaimana dengan impian nya untuk berumah tangga ?? bagaimana denga kebahagiaan nya ????

Ya Rabb .. aku yakin kau telah menuliskan takdir hidup manusia sendiri-sendiri, aku yakin mereka yang ada di ruangan ini bukan lah orang sembarangan,karena kau tidak akan memberi cobban kepada mereka yang tak mampu melewati nya ,, mereka adalah orang2 yang hebat.

Suara suster yang keluar pintu membangunkan ku dari lamunan, Astaga apa guna aku membawa tas seberat ini, Ok lah .. aku harus menyelesaikan kewajiban ku menjadi seorang mahasiswa sembari menjalankan tugas ku sebagai seorang anak. 
Pa, ijin mau ngerjain tugas di depan ,, pamit kuu ,, ia jawab papa singkat. Bergegas aku menuju keluar pintu, dan ternyata telah ada seorang ibu yang duduk dengan santai nya, sepertinya ia sedang melepas lelah.
Aku pun duduk di samping nya, dan aku mulai menegur nya. Saat itu aku memulai pertanyaan dengan siapa yang sakit dan sakit apa ?? 
Setelah itu dia menjawab yang sakit itu bapak (suaminya) dan penyakit nya itu komplikasi mb, mulai dari kencing manis, darah tinggi, ginjal, asam urat dll ujar nya, setelah itu beliau bercerita panjang lebar tentang suami dan anak nya. Aku mendengarkan dengan baik dan menanggipi nya dengan serius, hanya di mulai dengan 2 pertanyaan itu, si ibu langsung bercerita panjang lebar, dan seolah-olah dia bercerita dengan orang yang sudah lama ia kenal.

Dari Cerita nya aku bisa, menangkap bahwa ibu ini begitu mencintai suami nya, meskipun terkadang suami nya itu selalu marah-marah dengan hal-hal tidk terlalu penting, dan ibu itu diam jika sang suami telah marah, meskipun begitu, ibu masih tetap bersemangat saat menceritakan kebiasaan-kebiasaan sang suami, dan yang paling miris adalah mendengar cerita tentang sang anak, dimana tak sau pun anak mereeka yang mau menunggu atau sekedar menemani sang ayah unuk cuci darah, sang ibu terlihat sedih, ada sau anaka nya namun itu pun dia hanya sebagai supir pengantar, ia tak mau ikut masuk ke dalam ruangan itu. Aku yang mendengar nya agak sedikit terasak sesak.
Namun lagi-lagi sang ibu ini teteap menggangga kan anak nya .. mencerita kan bahwa ank-anak nya sudah bekerja dan menikah serta memiliki seorang anak (cucuny).
Ya .. ini lah wanita hebat (para ibu2) ,, seperti apa pun keadaan suami dan anak nya ia akan tetap menjadi orang terdepan yang membela dan membangga kan mereka.

Buku yang terpegang di tangan ku terabaikan selama ibu itu cerita, karena aku tahu beliau lagi butuh tempat untuk mencurahkan isi hatinya. Dan tiba2 suster yang membawa makanan lewat dan masuk ruangan, akhirnya kami pun masuk.

Kembali aku duduk di samping ayah, Oh ternyata tinggal 30 menit lagi ini selesai fikir ku.
Ya tempat ini mengajarkan banyak hal tentang kehidupan, di sini aku bisa terus bersyukur dan bersyukur atas nikmat nya.

Tuhan aku tidak akan mengerti apa yang terjadi nanti dan esok
Jika lau suatu saat nanti kau memberikan sebuah cobaan kepada hamba mu, tolong kuat kan.
Dan kirim malaikat-malaikat mu untuk duduk di samping ku
Fisik ini tidak menjamin kan terus cantik dan baik
Raga ini tak selama nya bisa berdiri kokoh
Kulit ini tak mungkin terus kencang dan
jiwa ini tak mungkin terus memengang kekuatan
Izin kan aku meminta mereka dan dia yang kelak mengisi hidup ini
Menyayangi benar-benar karena Mu ya Rabb ..
Begitu pun aku, aku kan menjaga hati dan benar-benar menyayangi mereka Karena Mu
0 Responses