Aku melihat nya, aku menatap nya. Ini untuk pertama kali aku berbicara dengan nya secara langsung. Aku tertegun, aku terdiam dan aku tak percaya akan kejadian itu. Rain, tatapan mata nya yang teduh membuat hati ini gemetar,suara nya yang lembut, membuat ku tenang dan senyum yang menghipnotis itu membuat ku tak berdaya.
Rain, rasa itu kembali ada, aku tak berharap lebih yang jelas aku tak ingin kembali kecewa. Lama sudah pintu itu ku tutup rapat. Setelah orang sebelumnya pergi begitu saja.
"Ais" panggil seseorang di belakang ku
Aku menoleh, "apa ??" Jawab ku
"ada salam dari cua" ia tersenyum
Mendengar itu, aku hanya membalas dengan pandangan sebelah mata. Ku abaikan kata kata itu, karena memang aku tak mengenal nya tapi aku mengetahui ny.
Aku pandang sejenak wajah cua sebelum ku putus kan untuk kembali fokus ke pelajaran.
Hari terus berlalau, entah lah mungkin hanya perasaan ku saja, aku kerap kali menangkap tatap mata nya sedang melihat ke arah ku. Namun ketika fikiran itu hadir, aku mengabaikan nya.
"Tidakk, itu hanya fikiran yg tidak benar" ucap ku dlm hati.
Setelah hari itu aku merasa dia kerap kali hadir di setiap kegiatan yang ada. Hanya saja aku tak menyadari nya.
"Ais ini cua" ujar ucup
"Ucup apa apan sih, knp kau mengolokkan ku dengan nya" dengan sangat heran aku bertanya
namun lagi lagi ucup hanya melempar senyum yang menurut nya manis, tapi tidak untuk ku. Ucup adalah sahabat ku, kami satu wali kelas.
Setelah itu, aku tak jarang memikir kan nya. Dan itu membuat ku seperti menemukan sebuah rasa yang hilang.
ritik rintik hujan yang turun di kaca ini mebuat ku semakin tak mengerti apa yang harus ku lakukan terhadap perasan itu.
Rain aku tau rasa itu bagaimana, kau tau bahagia nya namun aku pun tau sakit nya.
rain aku tak mampu berkata kata ketika aku telah berhadapan dengan nya.
Tapi aku sadar perasaan itu harus di sadar kan, sebelum perasaan itu membunuh rasa yg dalam.
Rain meski pun aku tak ingin rasa itu hadir namun aku harap rasa itu tetap ada.
Rain aku menyukai sosok nya. Dia yang tak akan bicara ketika memang suara nya dia anggap tak perlu untuk ia utara kan. Diam nya bukan diam acuh atau diam tak mengerti. Tapi diam nya adalh diam berfikir dan mengamati. Ketika waktu nya ia bicara maka ia kan bicara dengan kualitas nya. Dan setiapkata yang keluar dari mulut nya ku suka.
Rain setelah hari itu, hari di mana untuk kali perramanya ku berbincang dengan nya, dan kali pwrtamnya dia memanggil nama ku, aku berharap kan ada cerita indah untuk selanjut nya. ""Aiss ada salam darrii cuaa" ucup kembali muncul
"udah deh cup mulai lagi kamu nya, jangan bilang gitu, aku jadi ga enak"
"Haha beneran ??"
"Bener, udah ah aku mau shalat"
Balik badan dan tersenyu., hah semoga saja ^^
Rain, rasa itu kembali ada, aku tak berharap lebih yang jelas aku tak ingin kembali kecewa. Lama sudah pintu itu ku tutup rapat. Setelah orang sebelumnya pergi begitu saja.
"Ais" panggil seseorang di belakang ku
Aku menoleh, "apa ??" Jawab ku
"ada salam dari cua" ia tersenyum
Mendengar itu, aku hanya membalas dengan pandangan sebelah mata. Ku abaikan kata kata itu, karena memang aku tak mengenal nya tapi aku mengetahui ny.
Aku pandang sejenak wajah cua sebelum ku putus kan untuk kembali fokus ke pelajaran.
Hari terus berlalau, entah lah mungkin hanya perasaan ku saja, aku kerap kali menangkap tatap mata nya sedang melihat ke arah ku. Namun ketika fikiran itu hadir, aku mengabaikan nya.
"Tidakk, itu hanya fikiran yg tidak benar" ucap ku dlm hati.
Setelah hari itu aku merasa dia kerap kali hadir di setiap kegiatan yang ada. Hanya saja aku tak menyadari nya.
"Ais ini cua" ujar ucup
"Ucup apa apan sih, knp kau mengolokkan ku dengan nya" dengan sangat heran aku bertanya
namun lagi lagi ucup hanya melempar senyum yang menurut nya manis, tapi tidak untuk ku. Ucup adalah sahabat ku, kami satu wali kelas.
Setelah itu, aku tak jarang memikir kan nya. Dan itu membuat ku seperti menemukan sebuah rasa yang hilang.
ritik rintik hujan yang turun di kaca ini mebuat ku semakin tak mengerti apa yang harus ku lakukan terhadap perasan itu.
Rain aku tau rasa itu bagaimana, kau tau bahagia nya namun aku pun tau sakit nya.
rain aku tak mampu berkata kata ketika aku telah berhadapan dengan nya.
Tapi aku sadar perasaan itu harus di sadar kan, sebelum perasaan itu membunuh rasa yg dalam.
Rain meski pun aku tak ingin rasa itu hadir namun aku harap rasa itu tetap ada.
Rain aku menyukai sosok nya. Dia yang tak akan bicara ketika memang suara nya dia anggap tak perlu untuk ia utara kan. Diam nya bukan diam acuh atau diam tak mengerti. Tapi diam nya adalh diam berfikir dan mengamati. Ketika waktu nya ia bicara maka ia kan bicara dengan kualitas nya. Dan setiapkata yang keluar dari mulut nya ku suka.
Rain setelah hari itu, hari di mana untuk kali perramanya ku berbincang dengan nya, dan kali pwrtamnya dia memanggil nama ku, aku berharap kan ada cerita indah untuk selanjut nya. ""Aiss ada salam darrii cuaa" ucup kembali muncul
"udah deh cup mulai lagi kamu nya, jangan bilang gitu, aku jadi ga enak"
"Haha beneran ??"
"Bener, udah ah aku mau shalat"
Balik badan dan tersenyu., hah semoga saja ^^
Posting Komentar