Dalam diam

Kala itu aisyah terpaku dalam gelap nya malam. Kini sering kali iya merasakan sesuatu perasaan yang tdk biasa iya rasa kan. Lelaki itu kian hari seolah kian menghipnotis nya. Dia tak menyadari tentang perasaan itu. Apa yg terjadi dgn hati nya. Yang iya tau bahwa dia sangat nyaman ketika bertemu sosok itu, mata nya sangat menyejukkan. Meskipun ia tau bahwa akhir2 ini sosok it sering kali muncul dlam fikiran nya. Tapi iya tak mau ambil pusing dan tak mempercayai perasaan itu.yang ia fikirkan adalah dia teman yang baik dan laki2 yg taat beribadah.

semakin hari perasaan itu semakin kuat. Dan ia sangat bingung untuk mengatasi perasaan itu. Ketika memandang nya jantung aisyah begitu berdekap kencang dan semakin terkunci mulut  nya untuk berbicara. Kini aisyah tau bahwa sosok itu telah mendapat kan ruang tersendiri dalam hayi nya.

detik akhir perpisahan semakin mendekat, ketika mereka ada di sebuah ruangan bersama teman yang lain nya, tiba2 azam mengatakan bahwa ia akan pergi, ia akan melakukan hijrah dan menuntut ilmu di negri paman sam. Mendengar itu ais terpaku sejenak, menyadari kembali kata2 azam dan ketika iya tersadar, iya tak mempercayai nya dan beberapa kali menanyakan kebenaran akan hal itu, dengan jawbn yg sama, ya itu benar ujar nya.

Ais menyambut nya dengan senyuman. Kala itu ais sangat senang mendengar berita itu. Iya yakin dwngan begitu sosok nya akan cepat hilang, dan iya tak akan canggung lg untuk berbicara di depan nya

sebuah surat tanda perpisahan iya kirim untuk azam. Ya ini adlah hari terakhir azam di sini. Tak ada sepaah kata pun terucap. Yang ada hanya lah sehuah penyesalan dan rasa bersalah.

Karena beberpa hari setelah cerita itu mereka bertengakar dalam diam, kebenciaan mulai merasuki ais, dan karna emosi itu. Ais menyamapi kan sebuah kalimat
yang terdengar seperti janji

"Aku benci azammm, dan lihat suatu saat nanti...... *bersambunf
0 Responses