Sii MBAH

Cuaca hari ini cukup bersahabat. Tidak terlalu panas dan tidak juga mendung. Ini adalah jadwal ku untuk kembali k rumah sakit. lumayan terasa lelah, karena sebelum pergi aku harus mencuci pakaian 3 ember banyak nya.
Beberpa menit aku menunggu d pinggir jalan menanti bus jurusn rumh sakit it lewat. Beberapa tukang ojek dan angkot menawarkan jasa nya, namun tentu saja aku menolak, karena bukan mereka yg aku tunggu.

Dalam angkot it aku duduk bersebelahan dgn salah satu nenek2, ia menegur ku dan aku balik menyapa nya. Mau k mana bu tanya ku ?? Lalu iy menjawab dan ku tanggapi dengan menganggukkn kepala .. oooo jawab ku. Di balik kata o itu aku seolah mengerti padahal aku sama sejali tak tau apa yg di ucap kan ibu itu. Karena suara bus yg sangat bising dan gemuruh.

aku kembali diam, jalan kiri kanan ku lihat, tidak ada pemandangan, yg ada hanya bangunan bangunan. Tiba2 bus berhenti dan naik lah seorang kakek2 beserta seorg prempuan. Mungkin cucu nya.
Ku pandangi kakek itu, dan langsung teringat sosok yayi di benak ku. Yayi adalah bahasa daerah yg arti ny sama dengan kakek. Dari mulai baju dan celana yg menyerupai seorang militer jaman dulu, dari cara duduk nya pun sanangt mirip dengan yayi ku.
Ahh betapa rindu nya aku, ingin sekali kembali mendengar nasihat dan cerita ny zaman dahulu. Aku sangat suka dengan cerita2 perjuangan beliau. Ku alihkan pandangan dan aku kembali fokus ke depan.

****

Dari kejauhan terlihat pintu yg bertuliskan dorong, ku buka pintu it dan terlihat salah satu sosok yang ku kagumi.
Ya aku memanggil nya dengan sebutan si Mbah.
aku banyak belajar dari beliau, meskipun sangat jarang berbicara dengan nya, namun dalam diam aku memperhatikan nya. Terutama dengan cinta dan kasih sayang terhadap mbh putri.

Cinta yg di tujukan karena Allah, adalah cinta yg akan bertahan sampai hayat memisahkan.
Cinta karena Allah, tidak memandang seberapa cantik wajah nya, tak memandang seberapa sempurna fisik nya, tidak memandang harta atau pun tahta dan tidak pula memandang materi semata.

Kesetiaan yang begitu mendalam iya tunjuk kan pada sang istri (mbah putri). tanggung jawab seorang suami yg terus beliau junjung dengan kuat, tanpa sedikit pun terlihat lelah, tanpa sedikit pun terasa bosan, beliau terus di samping sang istri.

Sangat jarang ku temui pasangan yang hingga berumur lebih dari 70 tahun masih mesra berdua. Terkadang mereka saling bertatapan, dalam diam nya, dalam bisu nya, terlihat sekali, sampai detik ini kasih sayang mereka satu sama lain begitu kuat nya. Sii mbah lanang memamng masih terlihat sangat gagah dan sehat. Tak jarang ia membantu suster suster di sana untuk mengangkat ember dan peralatan lainnya

aku memandangi sosok mbh putri yang wjah nya begitu tenang dan sangat menyejuk kan, mungkin itu itu salah satu alasan mb lanang begitu setia nya. Soosk mbah putri terlihat lembut.

Di kala semua pasien ada yg kedinginan dan bermasalah tapi tidak dengan mbah putri, mungkin karena sudah terbiasa. Bagaimna tidak, mabh putri sudah lebih dari 5 tahun di tempat ini. Hidup nya tergantung dengan cuci darah ini, tapi tetap beliau terlihat begitu sehat, tak sedikit pun ada beban.

SI mbah lanang bercerita kpd ku, bahwa ia dan mbh putri sangat ingin pulang k linggau, linggau adalah kampung halaman mereka. Namun karena harus cuci darah 2 kali dalam seminggu maka merreka pasrah.
Ia juga sering menceritakan tentang cucung dan keluarga nya. 
Sebuah senyum tulus selalu ia berikan kepada setiap orang yang memandang nya. Begitu pun dengan ku. Beliau sangat baik. Jika ada makanan selalu ia beri dan tawarkan. Dan Ketika aku baru mengenal si mbh. Beliau memberi ku sebuah permen.


Nah ini Permen nya. Sampai sekarang blm di makan :D


mbah lanang sangat baik. Dan selalu mendampingi. Sorot mata yg tajam menggambar kan sebuah ketulusan yang dalam. Meskipun mbah sudah tak terlalu sekuat waktu muda, wajah nya tak secantik dlu dan harus hidup bersama alat yg berselang itu, mbah lanang tetap setia dan selalu ada ketika mbh putri membutuhkan bantuan mbah lanang.


Dari sini aku kembali belajar arti sebuah ketulusan dan kasih sayang yang sesungguh nya. Sama Hal nya yang telah d perlihat kan dan di tunuj kan orang tua ku.
Tak Perduli sejelek apa fiisik dan Rupa mu, Jika rasa sayang itu timbul dari dalam hati dengan niat karena Allah, maka apa pun yang akan terjadi pada mu kelak Pasti dia kan menerima.
Jangan takut, Kau tak secantik, seputih, setinggi, dan sekaya orang lain.
Jangan takut jika kau tak sesempurna wanita lain. Karena Cinta itu akan datang dengan sendiri nya. Ia kan mencintai mu bukan karena fisik dan raga atau harta mu tapi ia kan mencintaimu karena kau berharga dan kau bisa menutupi kekurangan nya untuk kemudian menjadi sempurna.

Karena tak ada yang abadi di Dunia. Secantik apa pun wajah mu kala muda maka akan terlihat jelek kala tua. Semulus apa pun Kulit mu saat ini. Pasti kan keriput pada saat nya nanti. Sekaya dan setenar apa pun saat ini pasti kan ada saat ny kau jatuh dan redup.
Roda kan selalu berputar.
Ketulusan tidak akan bisa di beli dengan materi. Tapi materi bisa di beri dengan ketuluan sejati.

So .. Bukan karena fisik nya, tapi karena hati nya.
Berharap lah tuk tidak hanya berjodoh di dunia namun di akhirat pun juga :)




0 Responses