Rain aku bahagia (8)

lagi lagi aku menangis dalam kesendirian, dalam jurang kebodohan yang ku gali sendiri. hati apakah kau tak lagi bisa merasakan mana yang benar dan mana yang salah ?
rain bantu aku untuk menjawab semua tanya dalam fikirku. aku berjalan sendirian tanpa arah. aku menghancurkan pohon cita ku. aku merusak peta hidup ku, dan aku terus saja luluh dengan kata maaf dan diiringi dengan fikir untuk memaklumi dan menjalani semua mengalir dengan sendirinya. Aku tak pernah menyesali apa yang datang dan apa yang pergi, yang aku tak suka kenapa aku tak lagi dengan pendirian ku?

kau tahu ? aku bukan lagi aku. aku tak mengenal diriku. seja kapan aku begitu lemah dan terpedaya? apa yang aku harapkan ? apa yang aku ingin kan dan apa yang aku lakukan ?
rain, kau tahu, hadir mu dulu sangat kunanti dan ku nikmati, kini kau seperti tak lagi menyapa ku, tak ada angin sejuk menyentuhku.

Rain, kau tahu, senyum ku selalu ada saat kau hadirr dulu, namun kini, ketika kau hadir, aku sulit untuk memperlihatkan senyum ku pada mu. aku hanya diam dan bersembunyi diantara mu, aku melebur dengan titik air yang kau berikan. Ku lakukan agar tak ada yang tahu bahwa aku mennagis bersama mu. rain, apakah cinta tak ingin mengetahui sedang apa dia ? rain apakah cinta hanya dirasa sekejab saja? Rain aku terhanyut dalam perasaan ku sendiri.
aku tak lagi mampu menjelaskan apa yang ku rasakan.

Harus dengan cara apa aku menjelaskan, jika dengan kata-kata itu tak mampu membuat nya mengerti. disaat seperti ini aku merasa aku harus pergi jauh sejauh mungkin. yang ku sesali, jika pada akhirnya dia datang hanya untuk membuat air mata ku jatuh, kenapa ia lakukan itu ? salah apa yang telah ku lakukan ? sayang seperti apa yang ia katakan. wajarlah jika orang lain masih menganggap ku bocah dan belum dewasa. ya sikap kekanak-kanak  an ku yang tak bisa tegas terhadap diriku sendiri.

entah sekenario apa ini. cerita nya tak lagi bisa ku rangkai. bahkan aku harus mulai menulis dari aman aku pun tak tahu. aku sudah membuat cover nya begitu indah. saat aku membuatnya ia penuh dengan kejutan, penuh dengan keindahan, penuh dengan hal-hal yang membahagiakan. di awal pembukaan tulisan itu aku pun tak kehabisan kata untuk mengungkapkan semua tentang dia, semua tentang cerita kami, bahkan waktu 24 jam pun bisa aku terus menulis tanpa henti.

waktu terus berjalan, hingga kini aku akan sampai pada bagian pertengahan. dan disini lah semua perubahan terjadi, isi dalam tulisan itu tidak lagi sesuai dengan cover dan pembukaan nya. di sini air mata terus saja menghiasi, berulangkali mengusap dan menghilangkannya, namun tetap saja terus dan terus. sederhana tinggal menghubungi dan kata maaf dilontarkan, maka dengan cepat aku akan luluh seketika. setelah permintaan maaf nya, mulai lah aku berbicara bak radio rusak yang setiap turunnya air mata selalu dengan kata-kata dan peringatan yang sama.

meskipun alasan dan sebab nya adalah sama serta penjelasan ku mengapa ku lakukan itu juga sama, namun tetap, ia tak pernah berusaha memnghentikan air mataku. kini air mata ku tak ada lagi artinya, hanya sebuah air yang keluar dari mata tanpa ada arti di dalamnyya. ia menganggap bak turun hujan sesaat. sederhana ia hanya perlu mendengar gemuruh petir dari bibir ku dan melihat gelapnya mataku. setelah gemuruh itu selesai, hanya beberapa kata dan kata maaf saja ia lontarkan, dan tak lupa kalimat aku tak akan mengulangi.

kini, aku lelah untuk mengatakan dan menjelaskan, apa yang kurasa apa yang ku ingin. toh tetap sama, semua berlalu bagai angin pada malam hari yang hanya sesaat menghampiri. ku rasa tak perlu lagi ada kata-kata yang harus ku ucapkan. kali ini ku biarkan ia yang berfikir dan ia bertindak. kini aku tak lagi ingin menjadi hujan yang penuh dengan suara gemuruh menakutkan.
kini aku ingin seperti angin, yang tak tampak namun terus memperhatikan dan membuat kenyamanan dimana pun ia berada. aku ingin menjadi angin yng berjalan sangat lembut. tak pernah membenci panas atau hujan. ia hanya memberi kesejukan.
aku hanya perlu menguatkan diri ku, aku hanya perlu waktu untuk menenangkan fikirku dan menata rasa ku. dan aku hanya perlu tegas terhadap keputusan ku

0 Responses