Rain aku bahagia (9)

Kau tahu, air mata, waktu dan pikiran tercurah untuk nya. aku selalu merindu, aku selalu ingin tahu dan aku selalu berharap. kau ingat, aku pernah bilang aku bagai radio rusak dengan terus memutar ocehan yang sama. kau ingat aku pernah berujar, aku seperti hujan yang selalu membawa kegaduhan. kini aku lelah menjadi radio dan hujan. walaupun radio itu keras mengeluarkan suara dan hujan itu terus bergemuruh, ia tetap tak bergeming. masih dengan sikap yang sama, dan tetap dengan pola fikir yang tak bisa ku pahami. aku yang tak mampu memahami nya atau dia yang memang sama sekali tak ingin memahamiku. aku bertanya apa yang tak kau suka dariku. aku bertanya apa yang harus ku lakukan, setelah radio rusak dan huajn gemuruh itu diam ? ia menjawab, terserahmu saja, aku tak mau mengubah dirimu. tetap lah menjadi kau, tetap lah seperti ini. aku suka. maaf maaf dan maaf.

aku terdiam tanpa kata. entah lah, aku semakin bingung apa yang harus ku lakukan. selama ini aku selalu minta ia begini ia begitu dan aku ingin ini aku ingin itu. dia tak pernah berkata tidak. ia aku akan berubah aku akan melakukan. sekita aku tenang, hari esok ia memang berubah, dan esok nya lagi ia kembali. dan terus kembali. seolah ia lupa kana kata-kata nya dan seolah ia lupa akan masalah sebelumnya.

aku kini tak tahu apa aku yang terlalu atau dia yang sudah lelah bersama ku. terkadang ketika sikap nya tak sesuai dengan perkatan, aku pesimis. aku jatuh dan berfikir untuk mundur dan mengawasinya dalam kejauhan. aku tidak saja menjadi radio rusak dan hujan yang gemuruh, bahkan aku menjadi pengancam. aku kerap kali melontarkan kata-kata dengan maksud, sudah akhiri saja hubungan ini. kau tahu, ketika aku berujar seperti itu, sebebarnya aku tak ingin itu terjadi. itu hanya lah akal-akal an ku agar ia takut dan ia tak akan mengulangi kesalahan yang sama. dan kami tidak lagi bertengkar karena masalah yang sama. terakhir 2 hari yang lalu aku berujar seperti itu. dia diam, dan dia hanya mengikuti pembicaraan ku dan lagi-lagi dia adalah satu-satu nya orang yang msih setia mendengar radio rusak itu. kali ini ia benar-benar marah. sekian lama kami berkomunikasi baru kali ini terungkap bahwa, sebenarnya ia tersinggung dan tidak suka aku berbicara seperti itu. dia bilang gampang sekali kau berucap seperti itu, dengan hubungan yang sudah cukup lama kita bangun. aku terdiam.

aku semakin bingung apa yang harus ku lakukan. akhirnya kata maaf terucap dari bibirku. aku berkata aku tak kan lagi mengulangi hal itu. maaf kan, aku begii karena kau terlalu menyanyangimmu. aku begini karena kau telah ku anggap bagian dari hidup ku. ketika ada masalah, ketika aku butuh dan ketika aku senang, aku selalu ingin mengungkapkan semua padanya. baik lah ku rasa cukup aku berceloteh semalam dan menangis sehabisan.

beranjak dewasa aku merasa aku semakin lemah, aku semakiin sering menangis dan aku semakin takut menghadapi dunia. semakin aku tahu kehidupan ini aku seamkin ragu melangkah.
akan kah kebahagiaan kan nyata ?
0 Responses