Rambutan

6:37, 20 januari 2018

Jiwa ku benar2 bergetar. Aku Yang tertegak berdiri lemas, mendengar jeritan Dan pukulan sapu Yang seakan Akan merobohkan pintu di hadapan ku. Aku Yang terdiam sambil mendengar kata2nya  diiringi suara tangis Dari bibir nya. Nada Yang begitu kencang menunjukan emosi Yang begitu dahsyat, tak bisa terbendung. Ia meluapkan segala amarah Dan unek2 nya kepada ku. Aku mendengarkan dengan seksama Apa Yang ia katakan. Sambil terus memukul pintu. Telah is puas memukul pintu Dan menjerit. Ia Pergi dengan tetap menangis, emosi Dan mengomel. Aku yg berdiri sambil memegangi gagang pintu agar pintu tidak rusak saat ia pukul, perlahan melepas genggaman Dan mundur beberapa langkah, tersender di dinding dengan ukuran ruangan yg cukup sempit. Aku tersender Dan terlemas. Aku tidak percaya masalah kecil itu bisa memancing emosi nya se dahsyat itu. Ini emosi terbesar nya untuk ke 2 Kali seumur hidup ku. Dulu waktu ia masih duduk di sekolah dasar, aku pernah mengalami ini, waktu itu dia mengancam Akan membunuhku Dan melempari semua barang yg Ada didekat nya. Terakhir dial Akan memegang pisau Dan aku langsung berlari  aku Dan dia bagai air Dan miyak, sulit Saling memahami. Kami sama2 mudah emosi, Beda nya emosi ku bisa terkontrol Dan sadar, namun setelah emosi itu aku Akan menangis Dan merenungi Apa Yang terjadi, menyalah kan diri Dan menyesal, namun aku Perlu waktu beberapa Hari untuk kembali mengolah rasa ku pada orang Yang berdebat dengan ku Dan melupakan segalanya. Jujur aku sampai saat ini tidak memiliki dendam pada siapa pun. Namun memang aku butuh banyak waktu untuk melupakan masalah. Sedang dia, jika dia emosi dia tidak bisa mengontrol, kata2 Yang keluar Dari bibir nya begitu kasar, Dan dia bisa melakukan Apa pun saat emosi dengan keadaan tidak sadar, ia juga menangis jika emosi, Dan tidak Perlu waktu lama untuk ia merubah sikap nya. Setelah ia puas dengan Apa yg ia perbuat Dan katakan, ia bisa kembali biasa Saja seolah tidak terjadi Apa pun. Dan ia tidak menyadari kata2 kasar nya.

Aku menangis lemas Dan bergetar tubuh ku. Semua kata2 yg keluar Dari bibir nya diolah dalam otaku ku, Dan suara getar pintu itu berputar putar berulang. Aku langsung menyalahkan sikap ku. Hal Yang ku anggap tidak Akan memancing emosi nya sebesar ini, dan bicara ku yg dianggap nya amarah. Aku merasa gagal menjadi orang yg harus nya bisa membuat nya senang dengan keberadaan ku. Nyata nya, nasihat2 dan semua bicara ku dianggap nya sebagai amarah. Sejak ini aku menyatakan aku tak ingin lagi menasihati nya atau pun perduli dengan apa yg ia lakukan. Aku selalu memperhatikan orang yg kusayang. Walau mungkin dengan Cara Yang mereka anggap kasar dan tak pantas. Namun jika mereka tidak mengerti Akan maksud ku. Maka aku Akan diam. Ku Rasa diam ku lebih menyenang kan. Meskipun dengan  diam itu Bukan diri ku, Namun untuk beberpa kondisi aku bisa melakukan nya.

Benar seperti Yang mereka bilang.
Nampak nya aku anggap Saja ia tidak Ada. Namun aku tak bisa, jika ia Ada di depan Mata ku maka ia ada. Aku tetap menyayangi nya dan tetap saudara sampai kapan pun. Hanya Saja aku Bukan sosok yg pantas untuk jadi panutan, atau bahkan untuk julukan saudara perempuan pun ia enggan. Nyata nya maksud baik ku selalu ia anggap negatif. Tak apa.
Dek, jika aku diam terhadap mu. Bukan berarti aku benci atau marah. Kurasa Kau Kan bahagia melihat ku tak mengusik semua tentang mu, Apa pun itu. Tapi tenang, jika Ada orang yg menyakiti mu aku Akan membela mu dengan Cara ku. Jika Ada yg buat mu menangis di luar Sana aku pun ikut sakit.

Maafkan aku yg tak bisa Dan pantas menjadi saudara mu. Kau bilang Kau selalu mengalah untuk ku, jika itu memang benar maka aku banyak berterima kasih untuk mu. Saudara mu yg lain sangat layak untuk Kau jadikan contoh dan panutan mu. Semua yg Ada di diriku tidak baik, maka jangan lihat aku. Bahkan sampai saat ini pun semua belum menganggap ku dewasa, termasuk ke 2 orang yg sangat ku sayangi. Yg merawatku sedari kecil.

Namun dianggap seburuk apa pun tingkah ku. Aku tetap berusaha Dan belajar, belajar, belajar untuk perbaiki semua, aku berusaha untuk membuat kalian semua bahagia. Yakin lah tak Ada Niat buruk sedikit pun atas semua yg kulakukan, baik posisi ku sebagai adik, anak atau ayuk.
Tak Apa jika orang dendam pada ku. Mungkin memang banyak sikap yg tak pantas atau tanpa sadar menyakitkan. Namun aku tak pernah dedam pada orang. Jika Ada orang Yang pernah menerima sikap diam ku, itu arti nya lebih baik. Untuk menghindari perdebatan dan kesalahpahaman yg lebih jauh.

Percaya lah.

Kalian teristimewa ❤️

0 Responses